.
BIO'S AREA
WELCOME TO MY BLOG
Powered By Blogger

Kamis, 03 Juni 2010

Pneumocystis pneumonia


Pneumocystis pneumonia (PCP) adalah suatu bentuk pneumonia yang disebabkan oleh ragi (yeast) Pneumocystis jirovecii. Jenis jamur ini khusus untuk manusia dan tidak terlihat menginfeksi hewan lainnya.
Pneumocystis jirovecii kista dari bronchoalveolar lavage, 
 
diwarnai dengan O Toluidin biru


Kondisi penyakit PCP yang disebabkan oleh P. jirovecii ini relatif jarang terjadi pada masyarakat dengan sistem kekebalan normal, tetapi umum terjadi di kalangan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah , seperti bayi prematur, anak-anak yang tidak terpelihara dengan baik, orang yang sangat tua, dan penderita AIDS. PCP juga dapat berkembang pada pasien yang mengambil obat immunosuppressant (misalnya pasien yang telah mengalami transplantasi organ) dan pada pasien yang telah mengalami transplantasi sumsum tulang.
Gejala
Gejala PCP yaitu demam, batuk tidak produktif (karena dahak terlalu kental), sesak nafas (perlu pengerahan tenaga untuk bernapas dibanding biasanya), kehilangan berat badan, dan sering berkeringat malam. Biasanya tidak terdapat dahak dalam jumlah besar pada pasien PCP kecuali pasien yang memiliki tambahan infeksi bakteri. Jamur dapat menginfeksi organ dalam seperti hati, limpa dan ginjal, namun hanya dalam kasus minoritas.
Pathophysiology
Risiko radang paru-paru karena Pneumocystis jirovecii meningkat bila tingkat sel CD4 positif kurang dari 200 sel / μl. Pada individu yang immunosuppressed (imun tertekan) manifestasi dari infeksi sangat variatif. Penyakit menyerang usus kecil, dan jaringan serat paru-paru (sehingga oksigen kurang mampu membaur ke dalam darah, yang mengarah ke hypoxia – karbon dioksida (CO2) terikat sehingga menyebabkan kesulitan bernafas).
Diagnosis
Diagnosis dapat dikonfirmasi oleh karakteristik tampilan pada x-ray dada yang menunjukkan luasan invasi PCP pada paru-paru (pulmonary infiltrates), dan tingkat oksigen arterial (pO2). Diagnosis dapat dikonfirmasi melalui identifikasi histologik dari organisme kausatif di dahak atau bronchio-alveolar lavage (pencucian paru-paru). Noda yang terlihat dengan toluidine biru, perak atau pewarnaan logam immunofluorescence, akan menunjukkan karakteristik cysta jamur ini.
Infeksi Pneumocystis juga dapat didiagnosis melalui immunofluorescent atau penandaaan histochemical dari specimen (sampel), dan metode lain yang terbaru adalah dengan analisis molekular pada produk reaksi polymerase chain yaitu dengan membandingkan sampel DNA. Sebagai catatan, deteksi molekuler sederhana Pneumocystis jirovecii dengan cairan paru-paru tidak bisa menunjukkan seseorang itu telah menderita Pneumocystis pneumonia atau infeksi HIV. Jamur yang tampak juga hadir pada individu sehat di masyarakat umum.
Kausal Agen:
Pneumocystis jirovecii (sebelumnya diklasifikasikan sebagai Pneumocystis carinii) sebelumnya diklasifikasikan sebagai protozoa. Saat ini, dianggap sebagai jamur yang didasarkan pada asam nukleat dan analisis biokimia.
Penularan
Siklus hidup lengkap dari salah satu jenis Pneumocystis masih belum diketahui sampai saat ini, namun melihat banyaknya kasus penyakit ini yang menginfeksi paru-paru memungkinkan bahwa penularan kebanyakan melalui pernafasan.
siklus hidup menurut John J. Ruffolo, Ph.D. (Cushion, MT, 1988)untuk pneumonia berbagai jenis. Jamur ini ditemukan di paru-paru mamalia, mereka ttidak menunjukkan gejala yang menyebabkan infeksi sampai sistem kekebalan tubuh inang menjadi lemah. seringkali dapat mengakibatkan radang paru-paru yang mematikan. Aseksual fase: meniru bentuk trophic karena mitosis. seksual fase: trophic haploid bentuk konjugat dan menghasilkan sebuah zigot atau sporocyte (awal kista). zigot mengalami meiosis dan mitosis berikutnya untuk menghasilkan delapan nukleus haploid (akhir fase kista). Spora menunjukkan bentuk yang berbeda (misalnya, berbentuk bola dan bentuk memanjang). Hal ini menunjukkan bahwa elongasi dari spora mendahului pertumbuhan spora. Hal ini diyakini bahwapembentukan terjadi melalui peminjaman dinding sel. Tahap trophic di mana mungkin organismememperbanyak dengan pembelahan biner.
Siklus hidup Pneumocystis jirovecii:






Perawatan
Obat-obatan Antipneumocystic sering digunakan bersamaan dengan obat steroid untuk menghindari peradangan. Obat yang paling umum digunakan adalah obat kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole (co-trimoxazole, dengan nama dagang Bactrim, Septrin, atau Septra), tetapi beberapa pasien tidak dapat mentolerir perlakuan ini karena alergi. Obat lain yang digunakan tersendiri atau dikombinasikan yaitu pentamidine, trimetrexate, dapsone, atovaquone, primaquine, pafuramidine meleate (dalam penyelidikan), dan clindamycin. Pengobatan biasanya untuk jangka waktu sekitar 21 hari.
Pentamidine jarang digunakan karena tingginya frekuensi efek samping (pancreatitis akut, gagal ginjal, hepatotoxicity, leukopenia, ruam, demam dan hypoglycaemia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar