.
BIO'S AREA
WELCOME TO MY BLOG
Powered By Blogger

Jumat, 28 Mei 2010

Kandidiasis

Kandidiasis merupakan penyakit jamur teratas di antara penyakit jamur lainnya hingga saat ini. Penyebab utama infeksi ini umumnya adalah Candida albicans (C. albicans). Jamur ini dapat menginfeksi semua organ tubuh manusia, dapat ditemukan pada semua golongan umur, baik pria maupun wanita. Jamur ini dikenal sebagai organisme komensal di saluran pencernaan dan mukokutan, sering ditemukan di kotoran di bawah kuku orang normal. Jamur ini juga dikenal sebagai jamur oportunis.
Sinonim: Kandidiasis, dermatocandidiasis, bronchomycosis, mycotic vulvovaginitis, muguet, dan moniliasis.


gambar Candida albicans


Epidemiologi
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. Gejalanya bermacam-macam sehingga tidak diketahui data-data penyebarannya dengan tepat.

Penyebab
Yang tersering sebagai penyebab ialah Candida albicans yang dapat diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina, dan feses orang normal. Sebagai penyebab endokarditis kandidosis ialah Candida parapsilosis dan penyebab kandidosis septikemia adalah Candida tropicalis.s

Patogenesis
Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen. Faktor endogen meliputi perubahan fisiologik, umur,dan imunologik.
Perubahan fisiologik seperti kehamilan (karena perubahan pH dalam vagina); kegemukan (karena banyak keringat); debilitas; latrogenik; endokrinopati (gangguan gula darah kulit); penyakit kronik seperti: tuberkulosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk. Umur contohnya: orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna. Imunologik contohnya penyakit genetik.
Faktor eksogen meliputi: iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan respirasi meningkat, kebersihan kulit, kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur, dan kontak dengan penderita misalnya pada thrush, dan balanopostitis.
Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat mutlak untuk berkembangnya infeksi. Secara umum diketahui bahwa interaksi antara mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel mikroorganisme, adhesin dan reseptor. Manan dan manoprotein merupakan molekul-molekul C. albicans yang mempunyai aktifitas adhesif. Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel C. albicans juga berperan dalam aktifitas adhesive.
Setelah terjadi proses penempelan, C. albicans berpenetrasi ke dalam sel epitel mukosa. Dalam hal ini enzim yang berperan adalah aminopeptidase dan asam fosfatase. Apa yang terjadi setelah proses penetrasi tergantung dari keadaan imun dari pejamu.
Pada umumnya C. albicans berada dalam tubuh manusia sebagai saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi pada tubuh pejamu. Faktor-faktor yang dihubungkan dengan meningkatnya kasus kandidosis antara lain disebabkan oleh :
1. Kondisi tubuh yang lemah atau keadaan umum yang buruk, misalnya: bayi baru lahir, orang tua renta, penderita penyakit menahun, orang-orang dengan gizi rendah
2. Penyakit tertentu, misalnya: diabetes mellitus
3. Kehamilan
4. Rangsangan setempat pada kulit oleh cairan yang terjadi terus menerus, misalnya oleh air, keringat, urin atau air liur.
5. Penggunaan obat di antaranya: antibiotik, kortikosteroid dan sitostatik.
Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan C. albicans serta memudahkan invasi jamur ke dalam jaringan tubuh manusia karena adanya perubahan dalam sistem pertahanan tubuh. Blastospora berkembang menjadi hifa semu dan tekanan dari hifa semu tersebut merusak jaringan, sehingga invasi ke dalam jaringan dapat terjadi. Virulensi ditentukan oleh kemampuan jamur tersebut merusak jaringan serta invasi ke dalam jaringan.Enzim-enzim yang berperan sebagai faktor virulensi adalah enzim-enzim hidrolitik seperti proteinase, lipase dan fosfolipase.

Klasifikasi
Berdasarkan tempat yang terkena CONANT dkk (1971), membaginya sebagai berikut :
• Kandidosis selaput lendir :
1. Kandidosis oral (thrush)
2. Perleche
3. Vulvovaginitis
4. Balanitis atau balanopostitis
5. Kandidosis bronkopulmonar dan paru.
• Kandidosis kulit :
1. lokasi : a. daerah selangkangan; b. daerah dubur.
2. Generalisata
3. Paronikia dan onikomikosis
4. Kandidosis kutis ganulomatosa.
• Kandidosis sistemik :
1. Endokarditis
2. Meningitis
3. Pielonefritis
4. Septikemia

GEJALA
• Kandidosis selaput lendir
a. Thrush
Biasanya mengenai bayi, tampak lapisan menyerupai selaput berwarna putih, coklat muda atau kelabu yang menutup lidah, langit-langit, pipi bagian dalam, dan permukaan rongga mulut yang lain. Lesi dapat terpisah-pisah, dan tampak seperti kepala susu pada rongga mulut. Dasar dari lapisan tersebut berwarna merah dan basah
b. Perleche
Lesi berupa luka memanjang pada sudut mulut; luka biasanya basah, cukup dalam dan dasarnya kemerahan. Faktor yang mempengaruhinya ialah kekurangan vitamin B6
c. Vulvovaginitis
Radang pada vulva dan vagina biasanya sering terdapat pada penderita diabetes melitus (kencing manis) karena kadar gula di dalam darah dan air seni yang tinggi dan pada wanita hamil karena penimbunan glikogen dalam epitel vagina.
Keluhan utama ialah gatal di daerah vulva. Pada yang berat terdapat pula rasa panas, nyeri sesudah BAK, dan nyeri saat senggama.
Pada pemeriksaan yang ringan, tampak kemerahan di bibir vagina dan vagina terutama 1/3 bagian bawah. Sering pula terdapat kelainan yang khas ialah bercak-bercak putih kekuningan.
Pada kelainan yang berat juga terdapat bengkak pada bibir vagina dan luka yang dangkal pada bibir vagina dan sekitar vagina.
Keputihan pada kandidosis vagina berwarna kekuningan. Tanda yang khas ialah disertai gumpalan-gumpalan seperti kepala susu berwarna putih kekuningan. Gumpalan tersebut berasal dari bagian yang terlepas dari dinding vagina terdiri atas sel-sel yang mati, sel-sel epitel, dan jamur.
d. Balanitis atau balanopostitis
Penderita mendapat infeksi karena kontak seksual dengan wanitanya yang menderita vulvovaginitis. lesi berupa luka yang dalam, lenting berisi nanah dengan dindingnya yang tipis, terdapat pada kepala penis dan preputium (kulit penis)


• Kandidosis kulit
a. Kandidosis intertigrinosa
Mengenai daerah lipatan kulit, terutama ketiak, bagian bawah payudara, bagian pusat, lipat bokong, selangkangan, dan sela antar jari; dapat juga mengenai daerah belakang telinga, lipatan kulit perut, dan glans penis (balanopostitis). Pada sela jari tangan biasanya antara jari ketiga dan keempat, pada sela jari kaki antara jari keempat dan kelima, keluhan gatal yang hebat, kadang-kadang disertai rasa panas seperti terbakar.
Lesi pada penyakit yang akut mula-mula kecil berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan kemerahan. Kemudian meluas, berupa lenting-lenting yang dapat berisi nanah berdinding tipis, ukuran 2-4 mm, bercak kemerahan, batas tegas, Pada bagian tepi kadang-kadang tampak papul dan skuama. Lesi tersebut dikelilingi oleh lenting-lenting atau papul di sekitarnya berisi nanah yang bila pecah meninggalkan daerah yang luka, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi utama. Kulit sela jari tampak merah atau terkelupas, dan terjadi lecet. Pada bentuk yang kronik, kulit sela jari menebal dan berwarna putih.
b. Kandidosis Perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit (kamur pada kulit) tipe basah. Penyakit ini menimbulkan gatal pada anus.
c. Kandidosis Kutis Generalisata
Lesi terdapat pada kulit yang memiliki kelenjar minyak, biasanya juga dilipat payudara, sela bokong, dan bagian pusat. Sering disertai glositis, stomatitis dan paronikia.
Lesi berupa eksim dengan lenting-lenting yang berisi nanah. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidosis vagina atau mungkin karena gangguan kekebalan tubuh.

• Paronikia dan onikomikosis (jamur pada kuku)
Sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air, bentuk ini tersering didapat. Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak bernanah, kuku menjadi tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-kadang berwarna kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat sisa jaringan di bawah kuku seperti pada tinea unguium.
• Diaper-rash
Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti sehingga dapat menimbulkan dermatitis iritan (perdadangan kulit karena kontak dengan bahan yang menyebabkan iritasi), juga sering diderita bayi sebagai gejala sisa peradangan kulit di mulut atau sekitar anus.
• Kandidosis granulomatosa
Houser dan Rothman melaporkan bahwa penyakit ini sering menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti tanduk sepanjang 2 cm, lokalisasinya sering terdapat di muka, kepala, kuku, badan, tungkai, dan tenggorokan.
• Kandidosis sistemik
a. Endokarditis (peradangan pada katup jantung)
Sering terdapat pada penderita morfinis sebagai akibat komplikasi penyuntikan yang dilakukan sendiri, juga dapat diderita oleh penderita sesudah operasi jantung.
b. Meningitis (radang selaput otak)
Terjadi karena penyebaran jamur melalui pembuluh darah, gejalanya sama dengan meningitis tuberkulosis atau karena bakteri lain.

Pembantu Diagnosis
1. Pemeriksaan langsung.
Kerokan kulit atau usapan selaput lendir dan kulit diperiksa dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu.
2. Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37 C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like coloni. Identifikasi candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada corn meal agar.

Pencegahan
Tidak ada cara untuk mencegah terpajan pada Candida. Obat-obatan tidak biasa dipakai untuk mencegah kandidiasis. Ada beberapa alasan: 1). Penyakit tersebut tidak begitu bahaya, 2). Ada obat-obatan yang efektif untuk mengobati penyakit tersebut, 3). Ragi dapat menjadi kebal (resistan) terhadap obat-obatan. Memperkuat sistem kekebalan tubuh adalah cara terbaik untuk mencegah jangkitan kandidiasis.

Arenavirus

Apa Arenaviridae?
Para Arenaviridae adalah keluarga virus yang anggota umumnya terkait dengan hewan pengerat - penyakit menular pada manusia. Setiap virus biasanya adalah terkait dengan binatang pengerat tertentu spesies inang di yang dipertahankan. Arenavirus infeksi relatif umum pada manusia di beberapa wilayah di dunia dan dapat menyebabkan penyakit parah. Partikel virus berbentuk bola dan memiliki diameter rata-rata 110-130 nanometer. Semua diselimuti lipid (lemak) membran. Dilihat dalam lintas bagian, mereka menunjukkan partikel kasar yang ribosom diperoleh dari sel tuan rumah mereka. Inilah karakteristik yang memberikan mereka nama mereka, berasal dari bahasa Latin "arena," yang berarti "pasir." Mereka genom, atau bahan genetik, RNA terdiri saja, dan sementara replikasi strategi mereka tidak sepenuhnya dipahami, kita tahu bahwa virus baru partikel, yang disebut virion, yang diciptakan oleh kuncup dari permukaan inangnya 'sel.

Kapan para anggota keluarga mengenali virus ini?
Arenavirus pertama, choriomeningitis limfositik virus (LCMV), diisolasi pada tahun 1933 dari sebuah penelitian di suatu epidemi ensefalitis St Louis. Meskipun bukan penyebab wabah, LCMV ditemukan menjadi penyebab aseptis (nonbacterial) meningitis. Pada tahun 1960-an, beberapa virus serupa telah ditemukan dan mereka diklasifikasikan ke dalam keluarga baru Arenaviridae. Sejak Tacaribe virus ini ditemukan pada tahun 1956, Arenavirus baru telah ditemukan pada rata-rata setiap satu sampai tiga tahun. Sejumlah Arenavirus menyebabkan perdarahan penyakit. Junin virus, terisolasi pada tahun 1958, adalah yang pertama ini harus diakui. Virus ini menyebabkan Argentina demam berdarah di daerah pertanian yang terbatas dari pampas di Argentina. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1963, di jauh sabana dari provinsi Beni Bolivia, virus Machupo terisolasi. Anggota berikutnya virus keluarga dihubungkan dengan wabah penyakit manusia Lassa virus di Afrika pada tahun 1969. Baru-baru ini, Virus Sabia Guanarito dan ditambahkan ke keluarga ini.


Apa jenis hewan rumah yang membawa virus ini?
Virus ini zoonosis, yang berarti bahwa, di alam, mereka ditemukan pada hewan. Setiap virus ini terkait
dengan salah satu atau beberapa spesies terkait erat dengan hewan pengerat, yang merupakan virus 'reservoir alami. Tacaribe virus kompleks umumnya terkait dengan Dunia Baru tikus dan tikus (Tikus keluarga, subfamili Sigmodontinae). The LCM / Lassa virus kompleks yang berhubungan dengan Dunia Lama tikus dan tikus (Tikus keluarga, subfamili Murinae). Secara bersama-sama, jenis hewan pengerat ini terletak di seberang
proporsi yang lebih besar dari daratan bumi, termasuk Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika. Satu terkenal pengecualian adalah Tacaribe virus, ditemukan di Trinidad, yang terisolasi dari kelelawar.

Bagaimana Arenavirus menyebar?
Hewan host dari Arenavirus secara kronis terinfeksi virus, namun virus tidak tampak jelas menyebabkan penyakit di dalamnya. Beberapa Arenavirus Dunia Lama muncul untuk diteruskan dari ibu pengerat kepada keturunannya selama kehamilan, dan karenanya tetap dalam populasi hewan pengerat generasi setelah generasi. Beberapa Arenavirus Dunia Baru ditransmisikan antara tikus dewasa, mungkin melalui pertempuran dan menimbulkan gigitan. Hanya sebagian dari hewan pengerat di masing-masing spesies inang terinfeksi pada suatu waktu, dan dalam banyak kasus hanya dalam porsi yang terbatas dari jangkauan geografis host. Virus yang ditumpahkan ke lingkungan dalam urin atau kotoran yang terinfeksi mereka host. Infeksi manusia Arenavirus adalah insidentil untuk siklus alami dari virus dan terjadi ketika sebuah individu berhubungan dengan ekskresi atau bahan terkontaminasi dengan ekskresi dari binatang pengerat yang terinfeksi, seperti menelan makanan yang terkontaminasi, atau melalui kontak langsung dari kulit abraded atau rusak dengan kotoran binatang pengerat. Infeksi dapat juga terjadi oleh inhalasi partikel kecil yang kotor dengan air kencing binatang pengerat atau air liur (transmisi aerosol). Jenis kontak insidental tergantung pada kebiasaan manusia dan pengerat. Sebagai contoh, di mana spesies binatang pengerat yang terinfeksi lebih menyukai lapangan habitat, infeksi manusia terkait dengan pekerjaan pertanian. Di daerah di mana spesies hewan pengerat 'habitat termasuk rumah manusia atau bangunan lainnya, infeksi terjadi dalam pengaturan domestik. Beberapa Arenavirus, seperti Lassa dan Machupo virus, sekunder berhubungan dengan orang-ke -
orang dan nosokomial (pengaturan layanan kesehatan) transmisi. Hal ini terjadi jika seseorang terinfeksi oleh terkena virus dari hewan pengerat inang menyebar virus ke manusia lain. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai cara. Orang-ke-orang transmisi dikaitkan dengan kontak langsung dengan darah atau lainnya, ekskresi, mengandung partikel virus, yang terinfeksi individu. Transmisi udara juga telah dilaporkan sehubungan dengan virus tertentu. Kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi dengan bahan-bahan tersebut, seperti peralatan medis, juga berhubungan dengan transmisi. Dalam situasi ini, penggunaan pakaian pelindung dan desinfeksi prosedur (bersama-sama disebut penghalang menyusui) membantu mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Infeksi HIV
Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu infeksi oleh salah satu dari 2 jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit, menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan penyakit lainnya sebagai akibat dari gangguan kekebalan tubuh.
Pada awal tahun 1980, para peneliti menemukan peningkatan mendadak dari 2 jenis penyakit di kalangan kaum homoseksual di Amerika. Kedua penyakit itu adalah sarkoma Kaposi (sejenis kanker yang jarang terjadi) dan pneumonia pneumokista (sejenis pneumonia yang hanya terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan)
Kegagalan sistem kekebalan tubuh yang mengakibatkan timbulnya 2 jenis penyakit yang jarang ditemui ini sekarang dikenal dengan AIDS. Kegagalan sistem kekebalan juga ditemukan pada para pengguna obat-obatan terlarang yang disuntikkan, penderita hemofilia, penerima transfusi darah dan pria biseksual. Beberapa waktu kemudian sindroma ini juga mulai terjadi pada heteroseksual yang bukan pengguna obat-obatan, bukan penderita hemofilia dan tidak menerima transfusi darah.
AIDS sudah menjadi epidemi di Amerika Serikat dengan lebih dari 500.000 orang terjangkit dan 300.000 meninggal sampai bulan Oktober 1995. WHO memperkirakan 30-40 juta penduduk dunia akan terinfeksi HIV pada tahun 2000.

gambar anatomi HIV


PENYEBAB
Terdapat 2 jenis virus penyebab AIDS, yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 paling banyak ditemukan di daerah barat, Eropa, Asia dan Afrika Tengah, Selatan dan Timur. HIV-2 terutama ditemukan di Afrika Barat.


PERJALANAN PENYAKIT
Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein yang disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T sitotoksik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi dan kanker.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun:
1. Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terdapat di dalam darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi.
2. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut.
Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang-orang yang beresiko tinggi menderita AIDS.
3. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B (limfosit yang menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan produksi antibodi yang berlebihan.
Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan HIV dan infeksi yang dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu dalam melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS.
Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali organisme dan sasaran baru yang harus diserang.

PENULARAN
Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung sel terinfeksi atau partikel virus. Yang dimaksud dengan cairan tubuh disini adalah darah, semen, cairan vagina, cairan serebrospinal dan air susu ibu. Dalam konsentrasi yang lebih kecil, virus juga terdapat di dalam air mata, air kemihi dan air ludah.
HIV ditularkan melalui cara-cara berikut:
• Hubungan seksual dengan penderita, dimana selaput lendir mulut, vagina atau rektum berhubungan langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi
• Suntikan atau infus darah yang terkontaminasi, seperti yang terjadi pada transfusi darah, pemakaian jarum bersama-sama atau tidak sengaja tergores oleh jarum yang terkontaminasi virus HIV
• Pemindahan virus dari ibu yang terinfeksi kepada anaknya sebelum atau selama proses kelahiran atau melalui ASI.
Kemungkinan terinfeksi oleh HIV meningkat jika kulit atau selaput lendir robek atau rusak, seperti yang bisa terjadi pada hubungan seksual yang kasar, baik melalui vagina maupun melalui anus. Penelitian menunjukkan kemungkinan penularan HIV sangat tinggi pada pasangan seksual yang menderita herpes, sifilis atau penyakit menular seksual lainnya, yang mengakibatkan kerusakan pada permukaan kulit. Penularan juga bisa terjadi pada oral seks (hubungan seksual melalui mulut), walaupun lebih jarang.
Virus pada penderita wanita yang sedang hamil bisa ditularkan kepada janinnya pada awal kehamilan (melalui plasenta) atau pada saat persalinan (melalui jalan lahir).
Anak-anak yang sedang disusui oleh ibu yang terinfeksi HIV bisa tertular melalui ASI.
Beberapa anak tertular oleh virus ini melalui penganiayaan seksual.
HIV tidak ditularkan melalui kontak biasa atau kontak dekat yang tidak bersifat seksual di tempat bekerja, sekolah ataupun di rumah. Belum pernah dilaporkan kasus penularan HIV melalui batuk atau bersin penderita maupun melalui gigitan nyamuk.
Penularan dari seorang dokter atau dokter gigi yang terinfeksi terhadap pasennya juga sangat jarang terjadi.

GEJALA
Beberapa penderita menampakkan gejala yang menyerupai mononukleosis infeksiosa dalam waktu beberapa minggu setelah terinfeksi. Gejalanya berupa demam, ruam-ruam, pembengkakan kelenjar getah bening dan rasa tidak enak badan yang berlangsung selama 3-14 hari. Sebagian besar gejala akan menghilang, meskipun kelenjar getah bening tetap membesar.
Selama beberapa tahun, gejala lainnya tidak muncul. Tetapi sejumlah besar virus segera akan ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya, sehingga penderita bisa menularkan penyakitnya..
Dalam waktu beberapa bulan setelah terinfeksi, penderita bisa mengalami gejala-gejala yang ringn secara berulang yang belum benar-benar menunjukkan suatu AIDS.
Penderita bisa menunjukkan gejala-gejala infeksi HIV dalam waktu beberapa tahun sebelum terjadinya infeksi atau tumor yang khas untuk AIDS.
Gejalanya berupa:
- pembengkakan kelenjar getah bening
- penurunan berat badan
- demam yang hilang-timbul
- perasaan tidak enak badan
- lelah
- diare berulang
- anemia
- thrush (infeksi jamur di mulut).

Secara definisi, AIDS dimulai dengan rendahnya jumlah limfosit CD4+ (kurang dari 200 sel/mL darah) atau terjadinya infeksi oportunistik (infeksi oleh organisme yang pada orang dengan sistem kekebalan yang baik tidak menimbulkan penyakit). Juga bisa terjadi kanker, seperti sarkoma Kaposi dan limfoma non-Hodgkin.
Gejala-gejala dari AIDS berasal dari infeksi HIVnya sendiri serta infeksi oportunistik dan kanker. Tetapi hanya sedikit penderita AIDS yang meninggal karena efek langsung dari infeksi HIV. Biasanya kematian terjadi karena efek kumulatif dari berbagai infeksi oportunistik atau tumor. Organisme dan penyakit yang dalam keadaan normal hanya menimbulkan pengaruh yang kecil terhadap orang yang sehat, pada penderita AIDS bisa dengan segera menyebabkan kematian, terutama jika jumlah limfosit CD4+ mencapai 50 sel/mL darah.
Beberapa infeksi oportunistik dan kanker merupakan ciri khas dari munculnya AIDS:
1. Thrush.
Pertumbuhan berlebihan jamur Candida di dalam mulut, vagina atau kerongkongan, biasanya merupakan infeksi yang pertama muncul. Infeksi jamur vagina berulang yang sulit diobati seringkali merupakan gejala dini HIV pada wanita. Tapi infeksi seperti ini juga bisa terjadi pada wanita sehat akibat berbagai faktor seperti pil KB, antibiotik dan perubahan hormonal.

2. Pneumonia pneumokistik.
Pneumonia karena jamur Pneumocystis carinii merupakan infeksi oportunistik yang sering berulang pada penderita AIDS. Infeksi ini seringkali merupakan infeksi oportunistik serius yang pertama kali muncul dan sebelum ditemukan cara pengobatan dan pencegahannya, merupakan penyebab tersering dari kematian pada penderita infeksi HIV.

3. Toksoplasmosis.
Infeksi kronis oleh Toxoplasma sering terjadi sejak masa kanak-kanak, tapi gejala hanya timbul pada sekelompok kecil penderita AIDS. Jika terjadi pengaktivan kembali, maka Toxoplasma bisa menyebabkan infeksi hebat, terutama di otak.

4. Tuberkulosis.
Tuberkulosis pada penderita infeksi HIV, lebih sering terjadi dan bersifat lebih mematikan. Mikobakterium jenis lain yaitu Mycobacterium avium, merupakan penyebab dari timbulnya demam, penurunan berat badan dan diare pada penderita tuberkulosa stadium lanjut. Tuberkulosis bisa diobati dan dicegah dengan obat-obat anti tuberkulosa yang biasa digunakan.

5. Infeksi saluran pencernaan.
Infeksi saluran pencernaan oleh parasit Cryptosporidium sering ditemukan pada penderita AIDS. Parasit ini mungkin didapat dari makanan atau air yang tercemar.
Gejalanya berupa diare hebat, nyeri perut dan penurunan berat badan.

6. Leukoensefalopati multifokal progresif.
Leukoensefalopati multifokal progresif merupakan suatu infeksi virus di otak yang bisa mempengaruhi fungsi neurologis penderita. Gejala awal biasanya berupa hilangnya kekuatan lengan atau tungkai dan hilangnya koordinasi atau keseimbangan. Dalam beberapa hari atau minggu, penderita tidak mampu berjalan dan berdiri dan biasanya beberapa bulan kemudian penderita akan meninggal.

7. Infeksi oleh sitomegalovirus.
Infeksi ulangan cenderung terjadi pada stadium lanjut dan seringkali menyerang retina mata, menyebabkan kebutaan. Pengobatan dengan obat anti-virus bisa mengendalikan sitomegalovirus.

8. Sarkoma Kaposi.
Sarkoma Kaposi adalah suatu tumor yang tidak nyeri, berwarna merah sampai ungu, berupa bercak-bercak yang menonjol di kulit. Tumor ini terutama sering ditemukan pada pria homoseksual.

9. Kanker.
Bisa juga terjadi kanker kelenjar getah bening (limfoma) yang mula-mula muncul di otak atau organ-organ dalam.
Wanita penderita AIDS cenderung terkena kanker serviks.
Pria homoseksual juga mudah terkena kanker rektum.

DIAGNOSA
Pemeriksaan yang relatif sederhana dan akurat adalah pemeriksaan darah yang disebut tes ELISA. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya antibodi terhadap HIV, hasil tes secara rutin diperkuat dengan tes yang lebih akurat.
Ada suatu periode (beberapa minggu atau lebih setelah terinfeksi HI) dimana antibodi belum positif. Pada periode ini dilakukan pemeriksaan yang sangat sensitif untuk mendeteksi virus, yaitu antigen P24 . Antigen P24 belakangan ini digunakan untuk menyaringan darah yang disumbangkan untuk keperluan transfusi.
Jika hasil tes ELISA menunjukkan adanya infeksi HIV, maka pada contoh darah yang sama dilakukan tes ELISA ulangan untuk memastikannya. Jika hasil tes ELISA yang kedua juga positif, maka langkah berikutnya adalah memperkuat diagnosis dengan tes darah yang lebih akurat dan lebih mahal, yaitu tes apusan Western. Tes ini juga bisam enentukan adanya antibodi terhadap HIV, tetapi lebih spesifik daripada ELISA. Jika hasil tes Western juga positif, maka dapat dipastikan orang tersebut terinfeksi HIV.

PENCEGAHAN
Program pencegahan penyebaran HIV dipusatkan terutama pada pendidikan masyarakat mengenai cara penularan HIV, dengan tujuan merubah kebiasaan orang-orang yang beresiko tinggi untuk tertular. Cara-cara pencegahan ini adalah:
1. Untuk orang sehat
- Abstinens (tidak melakukan hubungan seksual)
- Seks aman (terlindung)
2. Untuk penderita HIV positif
- Abstinens
- Seks aman
- Tidak mendonorkan darah atau organ
- Mencegah kehamilan
- Memberitahu mitra seksualnya sebelum dan sesudah diketahui terinfeksi
3. Untuk penyalahguna obat-obatan
- Menghentikan penggunaan suntikan bekas atau bersama-sama
- Mengikuti program rehabilitasi
4. Untuk profesional kesehatan
- Menggunakan sarung tangan lateks pada setiap kontak dengan cairan tubuh
- Menggunakan jarum sekali pakai
Bermacam-macam vaksin sudah dicoba untuk mencegah dan memperlambat progresivitas penyakit, tapi sejauh ini belum ada yang berhasil. Rumah sakit biasanya tidak mengisolasi penderita HIV kecuali penderita mengidap penyakit menular seperti tuberkulosa. Permukaan-permukaan yang terkontaminasi HIV dengan mudah bisa dibersihkan dan disucihamakan karena virus ini rusak oleh panas dan cairan desinfektan yang biasa digunakan seperti hidrogen peroksida dan alkohol.